Beberapa waktu
lalu, kami diberi kesempatan untuk melakukan observasi di SD Negeri Srikayangan
yang bertempat di Kaliwinong Lor, Srikayangan, Sentolo, Kulon Progo. Kegiatan
ini kami lakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Kami
beranggotakan empat orang, yaitu Dewi Ratna Pertiwi, Eli Fauzi Rahma,
Fatchiyah, dan Titin Setianingrum.
Hari pertama
kami datang kesana, kami disambut dengan hangat oleh kepala sekolah, guru-guru,
dan murid-muridnya. Kami merasa senang karena pihak dari SD tersebut sangat
kooperatif dan bisa diajak bekerjasama sehingga mempermudah kami dalam
menyelesaikan tugas kuliah ini. Dan tanpa disangka ternyata kepala sekolah di
SD N Srikayangan adalah tetangga dari bapak Bambang Saptono. Di hari kedatangan
pertama itu, juga merupakan hari pertama dimana kami diizinkan untuk masuk
kelas dan berinteraksi langsung dengan siswa, khususnya siswa kelas IV. Awalnya kami sempat kaget karena suasana
pembalajaran saat itu sangat tidak kondusif. Siswa ramai, berlarian
kesana-kemari, tidak bisa tenang, dan cenderung tidak memperhatikan pelajaran.
Kebetulan, waktu itu sedang berlangsung pelajaran bahasa inggris. Sepertinya
guru bahasa inggris tersebut terlihat kewalahan menghadapi anak-anak. Ada
beberapa anak yang tidak mengerjakan PR dari guru, dan mereka disuruh untuk
mengerjakan PR tersebut di luar kelas. Dan anehnya, anak-anak tidak takut
dimarahi dan mereka malah mengabaikan nasehat dari guru tersebut.
Hari kedua kami
observasi juga cukup membuat kami heran, suasananya sangat berbeda dengan
observasi pada hari pertama. Jam pertama kami masuk adalah saat pelajaran
Pendidikan Agama Islam, suasana cukup kondusif dan tenang, siswa-siswa juga
terkondisikan untuk belajar. Pembelajaran juga menyenangkan, anak-anak belajar
sambil bernyanyi, menghafal ayat-ayat, dan mendengarkan penjelasan guru. Pada
saat siswa disuruh untuk hafalan ada anak yang belum hafal, dia terlihat gugup,
dan takut kalau dimarahi guru. Mereka juga mengerjakan tugas yang diperintahkan
oleh guru. Pada saat itu ada anak yang sedang kebingungan mencari buku, ia
takut bukunya tertinggal di rumah. Di tengah berlangsungnya pelajaran agama,
ternyata siswa ditinggal rapat oleh gurunya, dan diberikan tugas untuk
mengerjakan soal di LKS. Mereka dengan patuh segera mengerjakan tugas itu,
setelah tugas selesai mereka mulai bermain-main dengan teman-temannya. Suasana
kelas mulai ramai lagi, ada yang dorong-dorongan, ada juga yang usil terhadap
temannya.
Jam pertama
berakhir, kemudian dimulai pelajaran dengan guru kelas. Saat pembelajaran
dengan guru kelas, siswa juga tenang dan menunjukkan minatnya untuk belajar,
tidak seperti saat pelajaran bahasa inggris. Sewaktu pembelajaran dengan guru
kelas, ibu guru menyuruh anak-anak untuk berkelompok, ada anak yang senang
karena satu kelompok dengan teman akrabnya, ada juga yang kurang senang dan
malah marah waktu disuruh untuk duduk di samping teman lawan jenisnya. Sewaktu
diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, anak juga aktif menjawab, mereka
sama sekali tidak takut dalam menjawab soal.
Hari ketiga observasi
kami juga tidak kalah menyenangkan walaupun kami melakukannya di luar jam
pelajaran karena hanya tinggal memberikan angket, sosiometri, dan autobiografi.
Anak-anak tampak semangat mengisi setiap pertanyaan demi pertanyaan yang ada.
Mereka juga tidak takut untuk bertanya bila ada hal yang kurang jelas. Saat itu
kami menjadi tambah dekat dengan mereka. Banyak hal yang kami peroleh selama kami
melakukan observasi di SD. Kami merasa beruntung bisa mendapatkan kesempatan
yang luar biasa ini.